Populasi ternak Sapi di Provinsi Riau pada Tahun 2019 tercatat sejumlah : 198.296 ekor. Naik sebesar 0,22% yaitu sejumlah 35.249 ekor dibandingkan dengan populasi tahun 2018. Kenaikan populasi ini erat kaitannya dengan peran pemerintah dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas ternak Sapi Potong. Sistem pemeliharaan ternak di Provinsi Riau terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu : (1). Sistem pemeliharaan Intensif, (2) Sistem pemeliharaan Semi Intensif dan (3). Sistem pemeliharaan Ekstensif.
Potensi wilayah Provinsi Riau sangat besar untuk pengembangan peternakan kedepan, hal ini dilihat dari laju pertumbuhan rata-rata penduduk :3,79 % per tahun.jauh diatas pertumbuhan rata rata perkembangan populasi ternak sapi potong yang hanya 0,22 %. Sangat potensial untuk berpeluang besar dari segi demand produk pertanian terutama ternak sebagai penghasil produk asal hewani. Selain itu, masih terbentang areal lahan seluas : 1.053.497 hektar atau sekitar 87,53 % dari total lahan yang potensial untuk pengembangan peternakan yang belum termanfaatkan.
Untuk memenuhi kebutuhan demand akan produksi ternak kedepan, dibutuhkan pengembangan ternak potong terutama dalam hal peningkatan produksi dan produktifitas persatuan ternak. Hal demikian dapat dimulai dari aspek penyediaan bibit ternak yang baik dan memenuhi syarat sebagai bibit untuk menghasilkan anakan. Diperlukan rumpun ternak yang adaptif terhadap lingkungan untuk dapat hidup dengan kondisi yang responsive.
Sapi Madura dan sapi Pesisir merupakan sapi potong lokal yang sedang dikembangkan di Propvinsi Riau saat ini, disamping rumpun sapi Bali yang sudah lama dipelihara peternak. Upaya penambahan populasi sapi lokal sudah dimulai Tahun 2017 dan masih berkelanjutan untuk memenuhi animo masyarakat.
Kontributer : Ir. Kristopel Sipahutar, M. Si