PROFILE IBT



PROFILE IBT

UPT. Inseminasi Buatan Ternak

Permasalahan yang utama di bidang perbibitan ternak saat ini, baik secara nasional maupun di daerah adalah belum tersedianya bibit ternak dalam jumlah dan mutu yang memadai, serta kelembagaan perbibitan yang ada belum mampu memenuhi semua permintaan kebutuhan bibit. Kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah provinsi Riau dalam upaya mengatasi kekurangan bibit ternak unggul di daerah provinsi Riau adalah dengan mendirikan Balai Bibit Peternakan melalui Perda No. 14 Tahun 2001 namun kinerja Balai Bibit Peternakan belum dapat optimal sampai akhir tahun 2008.

a. Kondisi Geografis

Secara geografis kota Pekanbaru terletak antara 0o25’ lintang utara dan 0o45’ lintang selatan dan antara 101o14’ – 101o34’ bujur timur. Iklim pada umumnya beriklim tropis dengan suhu udara maksimum 33,7oC – 34,7oC dan minimum 21oC – 22,4oC dengan curah hujan antara 124,5 mm – 487,20 mm. Musim hujan terjadi antara bulan September s/d April, musim kemarau terjadi antara bulan Mei s/d Agustus. Kelembaban maximum 96,5% – 100% minimum 47% – 57%.

Unit Pelaksana Teknis Inseminasi Buatan Ternak (UPT-IBT) didukung oleh berbagai macam komponen baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik, UPT-IBT Provinsi Riau dibangun diatas lahan seluas 20 hektar yang terdiri dari jenis peruntukan :

  1. Gedung dan kantor seluas 4 hektar.
  2. Padang pengembalaan ternak seluas 8 hektar.
  3. Kebun bibit rumput seluas 3 hektar.
  4. Kebun hijauan pakan ternak seluas 3 hektar.

b. Sejarah Perkembangan Lembaga

Sedangkan komponen non fisik yang dimiliki oleh UPT Inseminasi Buatan Ternak adalah Peraturan Gubernur Provinsi Riau Nomor 58 tahun 2009 tentang organisasi unit pelaksana teknis dinas dan lembaga daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau serta Nomor 10 tahun 2014 tentang perubahan atas organisasi unit pelaksana teknis dinas dan lembaga daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

c. Pejantan Unggul

Pemilihan pejantan di UPT. IBT didasarkan empat persyaratan utama yaitu

  1. Kriteria berada di atas Standar Nasional Indonesia (SNI)
  2. Memiliki silsilah yang jelas
  3. Motilitas sperma saat di temukan >70%
  4. Bebas dari 12 penyakit

Pejantan unggul yang berada di UPT-IBT – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau berasal dari BPTU Bali dan hasil penjaringan dan bebas dari penyakit Bovine Viral Diarhea, Leptospira, Jembrana, Infectius Bovie Rhinotracheitis, Enzootic Bovine Leucocis, Brucellosis, Paratuberculosis, Campylobacteriosis, Trichomoniasis, Babesiosis, Theileriosis, Anaplasmosis.

Semua pejantan sapi koleksi UPT. IBT Provinsi Riau merupakan bangsa Sapi Bali.

d. Pelayanan

Pelayanan berupa produk semen beku telah diberikan kepada masyarakat. Sejak berdiri pada tahun 2009, hingga saat ini peran UPT. IBT dalam mendukung kegiatan Inseminasi Buatan telah berhasil mengembangkan dan meningkatkan produk yang dihasilkan secara lebih baik dan profesional. Diharapkan UPT. IBT Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau mampu memberikan kualitas semen beku yang bermutu. Hal ini bisa diwujudkan oleh UPT. IBT melalui produk semen beku yang telah memperoleh sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI). Di masa yang akan datang, UPT.IBT akan menjadi salah satu produsen semen beku yang berkualitas di Indonesia.

Program Provinsi

TOP